siesca mega

Kamis, 03 Oktober 2013

Tulisan (Menjadi Manajer itu Gampang)



Menjadi Manajer itu Gampang

Para eksekutif perusahaan dan praktisi di bidang sumber daya manusia (SDM) sering kali mengeluh bahwa setiap kali mengiklankan suatu jabatan atau posisi tertentu di surat kabar atau internet, lowongan tersebut selalu diserbu oleh ratusan bahkan ribuan pelamar kerja. Padahal posisi yang dibutuhkan kadang hanya tersedia untuk beberapa orang.
Keluhan mereka ternyata tidak berhenti hanya sampai disini. Meskipun sudad ada ribuan pelamar kerja yang siap mengisi lowongan yang tersedia, dan ada jutaan sarjana di Indonesia yang mengganggur, namun untuk mendapatkan seorang manajer yang andal (efektif) ternyata sangat sulit.
Sulitnya mencari manajer dengan kualifikasi “baik” merupakan ironi yang sangat memprihatinkan di tengah menumpuknya jutaan orang pengangguran di negeri ini. Tidak heran kalau kemudian banyak perusahan lebih suka “membajak” para manajer andal dari perusahaan lain. karena mereka tidak perlu repot-repot lagi mengajari atau melatih mereka untuk menjadi manajer yang efektif.
Yang di maksud dengan manajer efektif dalam hal ini adalah seorang manajer yang mengerti fungsi dan perannya, serta bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnyadengan baik. Sehubungan dengan itu, yang dianggap sebagai manajer yang baik adalah mereka yang memiliki sejumlah ketrampilan dan kualitas pribadi tertentu.
Manajer yang Efektif adalah mereka
yang mengerti FUNGSI dan PERANNYA, serta bisa menjalankan TUGAS dan TANGGUNG JAWAB-nya dengan baik

Kalau menjadi manajer itu gampang, seperti judul ini. Lantas mengapa kemudian sulit untuk mendapatkan manajer yang efektif ? sebenernya menjadi manajer yang efektif itu gampang. Sangat gampang. Bahkan, karena begitu gampangnya, banyak sekali manajer cenderung meremehkannya. Sikap meremehkan inilah yang menjadi penyebab awal mengapa mereka menjadi seperti itu. Mestinya mereka tidak meremehkan hal-hal yang keciil karena sesungguhnya dari yang kecil inilah sesuatu yang besar berawal. Jika seseorang tidak pernah memngurusi hal yang kecil, dia tidak akan mampu mengurusi hal besar. Warre Buffet seorang investor kawakan dari Amerika Serikat, pernah berkata “Stupid in small stupid in big”. Yang jika di terjemahkan secara bebas berarti “Bertindaklah bodoh dalam hal remeh akan membuatmu ceroboh dalam hal besar”.
Pada kenyataanya, sangat jarang di temukan seseorang yang mempersiapkan dirinya menjadi manajer, jauh-jauh hari sebelum dia dipromosikan atau diangkat menjadi manajer. Kebanyakan dari mereka baru belajar “ilmu manajer” saat mereka benar-benar telah ditunjuk secara formal sebagai seorang manajer. Sebagian di antaranya bahkan ada yang sudah tidak mau belajar belajar. Mereka beranggapan bahwa ia bisa menjadi manajer karena dirinya pandai dan kompeten sehingga mereka merasa tidak perlu lagi belajar.
Banyak pula yang beranggapan bahwa menjadi manajer tidak membutuhkan persiapan atau keterampilan dan keahlian khusus. Mereka pikir untuk bisa menjadi manajer itu cukup hanya dengan mengandalkan talenta dan bakat alami yang telah dimilikinya atau pengetahuan sekedarnya.
Ada juga anggapan dari sejumlah kalangan bahwa seorang pelaksana (operator atau staf) terbaik yang di promosikan menjadi supervisor, kelak akan menjadi supervisor yang baim pula karena ia telah memiliki keterampilan teknis yang memadai saat ia menjadi pelaksana. Pada kenyataannya, untuk bisa menjadi supervisor yang efektif memerlukan keterampilan yang berbeda dari keterampilan yang di perlukan bagi seorang pelaksana.
Seorang PELAKSANA yang HEBAT
tidak akan secara OTOMATIS menjadi
seorang SUPERVISOR yang HEBAT. Begitu
juga SUPERVISOR yang HEBAT
tidak secara otomatis menjadikannya seorang MANAJER HEBAT.


Sumber :
Armala.2013,Menjadi Manajer Itu Gampang.PT. Gramedia:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar