Menjadi
Manajer itu Gampang
Para eksekutif perusahaan dan
praktisi di bidang sumber daya manusia (SDM) sering kali mengeluh bahwa setiap
kali mengiklankan suatu jabatan atau posisi tertentu di surat kabar atau
internet, lowongan tersebut selalu diserbu oleh ratusan bahkan ribuan pelamar
kerja. Padahal posisi yang dibutuhkan kadang hanya tersedia untuk beberapa
orang.
Keluhan mereka ternyata tidak
berhenti hanya sampai disini. Meskipun sudad ada ribuan pelamar kerja yang siap
mengisi lowongan yang tersedia, dan ada jutaan sarjana di Indonesia yang
mengganggur, namun untuk mendapatkan seorang manajer yang andal (efektif)
ternyata sangat sulit.
Sulitnya mencari manajer dengan kualifikasi “baik”
merupakan ironi yang sangat memprihatinkan di tengah menumpuknya jutaan orang
pengangguran di negeri ini. Tidak heran kalau kemudian banyak perusahan lebih
suka “membajak” para manajer andal dari perusahaan lain. karena mereka tidak
perlu repot-repot lagi mengajari atau melatih mereka untuk menjadi manajer yang
efektif.
Yang di maksud dengan manajer
efektif dalam hal ini adalah seorang manajer yang mengerti fungsi dan perannya,
serta bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnyadengan baik. Sehubungan dengan
itu, yang dianggap sebagai manajer yang baik adalah mereka yang memiliki
sejumlah ketrampilan dan kualitas pribadi tertentu.
Manajer
yang Efektif adalah mereka
yang
mengerti FUNGSI dan PERANNYA, serta bisa menjalankan TUGAS dan TANGGUNG
JAWAB-nya dengan baik
Kalau menjadi manajer itu
gampang, seperti judul ini. Lantas mengapa kemudian sulit untuk mendapatkan
manajer yang efektif ? sebenernya menjadi manajer yang efektif itu gampang. Sangat
gampang. Bahkan, karena begitu gampangnya, banyak sekali manajer cenderung meremehkannya.
Sikap meremehkan inilah yang menjadi penyebab awal mengapa mereka menjadi
seperti itu. Mestinya mereka tidak meremehkan hal-hal yang keciil karena
sesungguhnya dari yang kecil inilah sesuatu yang besar berawal. Jika seseorang
tidak pernah memngurusi hal yang kecil, dia tidak akan mampu mengurusi hal
besar. Warre Buffet seorang investor kawakan dari Amerika Serikat, pernah
berkata “Stupid in small stupid in big”. Yang jika di terjemahkan secara bebas
berarti “Bertindaklah bodoh dalam hal remeh akan membuatmu ceroboh dalam hal
besar”.
Pada kenyataanya, sangat
jarang di temukan seseorang yang mempersiapkan dirinya menjadi manajer,
jauh-jauh hari sebelum dia dipromosikan atau diangkat menjadi manajer. Kebanyakan
dari mereka baru belajar “ilmu manajer” saat mereka benar-benar telah ditunjuk
secara formal sebagai seorang manajer. Sebagian di antaranya bahkan ada yang
sudah tidak mau belajar belajar. Mereka beranggapan bahwa ia bisa menjadi
manajer karena dirinya pandai dan kompeten sehingga mereka merasa tidak perlu
lagi belajar.
Banyak pula yang beranggapan
bahwa menjadi manajer tidak membutuhkan persiapan atau keterampilan dan
keahlian khusus. Mereka pikir untuk bisa menjadi manajer itu cukup hanya dengan
mengandalkan talenta dan bakat alami yang telah dimilikinya atau pengetahuan
sekedarnya.
Ada juga anggapan dari
sejumlah kalangan bahwa seorang pelaksana (operator atau staf) terbaik yang di
promosikan menjadi supervisor, kelak akan menjadi supervisor yang baim pula
karena ia telah memiliki keterampilan teknis yang memadai saat ia menjadi
pelaksana. Pada kenyataannya, untuk bisa menjadi supervisor yang efektif
memerlukan keterampilan yang berbeda dari keterampilan yang di perlukan bagi
seorang pelaksana.
Seorang
PELAKSANA yang HEBAT
tidak
akan secara OTOMATIS menjadi
seorang
SUPERVISOR yang HEBAT. Begitu
juga
SUPERVISOR yang HEBAT
tidak
secara otomatis menjadikannya seorang MANAJER HEBAT.
Sumber
:
Armala.2013,Menjadi
Manajer Itu Gampang.PT. Gramedia:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar