A. Pengertian Stress
Stres
adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan
oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress
adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64).
Stres
tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena
stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi
hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja
yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang
menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari
pekerjaan mereka.
Stres
bisa positif dan bisa negatif. Para
peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan
di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres
yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan
dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres
tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding
stres hambatan.
·
Arti penting stress
Nenek moyang kita bergantung pada respons
stress untuk hidup. Misalnya mereka melarika diri dari pemangsa, melawan musuh
dan bertahan hidup di dunia yang tidak bersahabat. Mereka dapat bertahan hidup
bila mereka berhasil merespons peristiwa yang mengancam kehidupan. Sebaliknya,
sebagian di antara mereka musnah karena tidak memiliki respons yang sama.
Pada awal peradaban manusia, stress menjadi
mekanisme pertahanan hidup. Saat ini stress justru menjadi penyebab berbagai
rasa sakit dan penyakit dalam dunia modern.
ð Faktor
individual & sosial yang menjadi penyebab stress
a.
Faktor sosial.
Selain peristiwa penting, ternyata tugas rutin
sehari-hari juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan
depresi. Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi
stres.
1.
Dukungan sosial mencakup:
2.
Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi;
3.
Dukungan nyata, seperti bantuan atau jasa; dan
4.
Dukungan informasi, misalnya nasehat dan
keterangan mengenai masalah tertentu.
b.
Faktor Individual
Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam
lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan
mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia
harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu
(predictability).
ð Efek-efek
stress menurut Hans & Selye
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal
di awal 1930, tidak semua jenis stres yang merugikan, dengan demikian, ia
datang dengan eustress dan kesusahan. Kita semua melakukan menjalani ringan,
saat-saat singkat dan dikendalikan dari ketegangan saraf yang dianggap umum,
dan bertindak sebagai rangsangan positif terhadap pertumbuhan seseorang
intelektual dan emosional. Selye disebut eustress ini. Ia didefinisikan distres
menjadi sesuatu yang sebaliknya dan ditandai dengan tekanan fisik dan
psikologis yang parah yang mengganggu kesehatan umum.
Efek fisiologis dari stres pada tubuh meliputi:
- Nyeri dada
- Insomnia atau tidur masalah
- Nyeri kepala Konstan
- Hipertensi
- Tukak
Stres dikatakan menjadi sebuah faktor penunjang
untuk produksi suatu penyakit tertentu, atau mungkin menjadi penyebab respon
perilaku negatif, seperti merokok, minum alkohol dan penyalahgunaan narkoba
yang semuanya dapat membuat kita rentan terhadap penyakit. Hal buruk dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan tubuh kita menjadi
kurang tahan terhadap sejumlah masalah kesehatan.
B.
Tipe-tipe Stress Psikologis
Menurut Maramis (1990) ada
empat tipe stress psikologis, yaitu:
1. Frustasi
Frustasi
muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan. Misalnya
seseorang mengalami kegagalan dalam pekerjaan yang mengakibatkan orang tersebut
harus turun jabatan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa rintangan/hambatan
yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan atau frustasi. Frustasi
ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
(kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, krisis ekonomi,
pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain.
2. Konflik
Konflik
ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,
kebutuhan, aau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk
dipilih, orang tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik
digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant
conflict, avoidant-avoidant conflict.
3. Tekanan
Tekanan
timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri
individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga
menimbulkan tekanan dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri
individu, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan
yang tidak diminati oleh anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan
semua kemauannya, dan lain-lain.
4. Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/ kegelisahan,
ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan
akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering dimarahi
ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia
melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum
tentu marah padanya.
C. Symptom-Reducing Responses terhadap stress
Kehidupan akan terus berjalan
seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan
terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu
memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme
pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk
dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2. Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/
reaction formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7. Reaksi
konversi
Secara
singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya
menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh
bosnya tadi siang.
9. Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
10. Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
11. Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12. Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
13. Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
14. Sikap
mengkritik orang lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan
yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
ð Pendekatan
problem solving terhadap stress
Selain mekanisme pertahanan diri yang digunakan
untuk mengatasi serta mengurangi stress yang timbul karena adanya stressor,
individu dapat juga menggunakan berbagai strategi coping yang spontan untuk
mengatasi stress “minor”.
ð Startegi
coping yang spontan mengatasi stress
Coping strategy merupakan koping yang digunakan
individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang
dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa
relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan
stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit
(disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan
wellness dan prestasi.Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan
berbagai macam koping spontan dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak
biaya dan waktu yang dikorbankan. Stres “minor” merupakan stres yang tidak
terlalu besar pengaruhnya terhadap individu yang merasakannya. Misalnya seperti
kecelakaan, mendapat nilai yang buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan
lain sebagainya. Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup
parah, peranan obat/medikasi sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi
obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.Ada
beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbacknadalah
suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian
belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup
rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh
tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.
Untuk mengatasi stres minor,
individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena
cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang mengalami stres. Relaksasi
dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa
rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang
mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu
meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam
dan pikira menjadi lebih tenang.
Namun dari semua strategi yang
ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi
stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang
bisa merasa lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas
dalam menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.
trategi koping yang berhasil
mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
Peningkatan kesadaran terhadap
masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi
situasi yang tengah berlangsung.
Pengolahan informasi: suatu
pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan
diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya
yang ada untuk memecahkan masalah.
Pengubahan perilaku: suatu
tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat
meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor. Resolusi damai: suatu
perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar