1)
Pendidikan Manusia Seutuhnya
a. Dasar Hukum
Konsepsi
pendidikan seumur hidup (life long education) mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan negara ( Ketetapan MPR No.
IV/MPR/1973 jo Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978, tentang GBHN yang menetapkan
prinsip-prinsip pembangunan nasional(pembangunan bangsa dan watak bangsa),
antara lain:
·
arah pembangunan jangka panjang .Pembangunan
Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia". Dalam Bab IV bagian pendidikan, GBHN menetapkan:
·
pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah, dan masyarakat. karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah". Berdasarkan
ketentuan ini, maka kebijaksanaan negara menetapkan prinsip-prinsip:
1. pembangunan
bangsa dan watak bangsa dimulai dengan mambangun subjek manusia indonesia
seutuhnya, sebagai perwujudan manusia pancasila. Tipe kepribadian ideal
ini menjadi cita-cita pembangunan bangsa
dan watak bangsa yang menjadi tanggung jawab seluruh lembaga negara, bahkan
tanggung jawab semua warga negara untuk mewujudkannya.
2. Pembangunna
manusia indonesia seutuhnya secara khusus merupakan tanggung jawab lembaga dan
usaha pendidikan nasional untuk mewujudkan melalui lembaga –lembaga pendidikan.
Karena itu konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional indonesia.
Kebijaksanaan
pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan dapat di mengerti bahwa
secara konstitusioanal ketetapan ini
wajib laksanakn oleh lembaga pendidikan. Artinya, menjadi landasan
kebijaksanaan untukl merencanakan pembianaan pendidikan nasional. Itu semua
bila secara teoritis dan konsepsional kita memahami latar belakang dan tujuan
konsepsi pendidikan seumur hidup ini.
Prinsip-prinsip
dasar yang terkandung dalam diktum ini cukup mendasar dan luas, yakni meliputi
asas-asas:
1. Asas
pendidikan seumur hidup berlangsung sehingga peranan subjek manusia untuk mendidik
dan mengembangkan diri sendiri merupakan kodrat manusia.
2. Lembaga
pelaksanaan dan wahana pendidikan meliputi :
a. Dalam
lingkungan rumah tangga
sebagai unit
masyarakat pertama dan utama, Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan peletak dasar
kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara
orang tua – anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya, orang tua akan menunjukkan
sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
b. Dalam
lingkungan sekolah
Sekolah
merupakan lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah
keluarga, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.
Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang
ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan
sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan
dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. Dalam kehidupan
modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan, karena
tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak
memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di
sekolah berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai
moral dan agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi,
serta pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan
dalam pengisian tenaga kerja.
c. Dalam
lingkungan masyarakat
sebagai
lembaga dan pendidikan nonformal Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk
pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan
ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta
praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat. Phillip
H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di
masyarakat, antara lain :
(1) program
persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
(2) program
pemberantasan buta huruf
(3) penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah
(4) kelompok
pemuda tani
(5)
perkumpulan olah raga dan rekreasi
(6)
kursus-kursus keterampilan.
d. Lembaga
penanggung jawab mencakup kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga dalam kehidupan,
yaitu :
a.
Lambaga keluarga; orang tua
b.
Lembaga sekolah ; lambaga formal
c.
Lembaga masyarakat ; keseluruhan tata kehidupan
dalm negara baik perorangan maupum kolektif.
Menurut Ki
Hajar Dewantara mengatakan bahwa ke tiga lembaga tersebut merupakan lembaga
penanggung jawab sebagai tripusat pendidikan. Prof. Dr.M.J. Langeveld
mengajarkan adanya batas bawah antara 5-6 tahun dan batas atas 18-25 tahun yang
di anggap sabagi tingkat kedewasaan pribadi. Dengan menyadari bahwa belajar itu
tidak mengenal batas waktu dan umur untuk belajar, maka akan mendorong kita
supaya setiap pribadi sebagai objek penanggung jawab atas pendidikan diri
sendiri manyadari, bahwa:
1.
Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur
hidup sejak dalam kandungan hingga meninggal. Asas ini berarti mamberikan
tnaggung jawab pedagogis-psikologis kepad orang tua untuk membina kandunganya
secara psiko dan fisis yang ideal.
2.
Bahwa
untuk belajar, tiada batas waktu. Artinya tidak ada istiah terlambat atau terlalau dini untuk
belajar dan terlalu tua untuk
balajar.
3.
Mendidik disi sendiriadalh proses alamiah
sebagai bagian integral atau totalitas kehidupan. Manusia belajar bukan untuk
persiapan masa yang akan datang akan tetapi untuk kehidupan diri sendiri.
b. Realisasi Pendidikan manusia
seutuhnya
Teori ilmu
jiwa mengajarkan bahw kepribadian manusia merupakan satu kebulatan antara
potensi-potensi lahir batin bahkan juga jasmani dan penampilanya, antara lain
sebagai dikatakan oleh Garrett ;
“ Dalam kenyataan pengertian
kepribadian menurut para ahli ilmu jiwa bukan hannya mencakup sifat (ciri,
karakteristik) bagaimana seorang bertingkah laku dalam kehidupan dan situasi
sehari-hari melainkan labih di tekankan bersamaan dengan itu juga faktor-faktor
jasmaniah, penampilan inteligensi, bakat, dan sifat karakeristik. Semuanya ini
menyumbang , walupun dalam derajat yang berbeda-beda terhadap keseluruhan
kualitas seseorang, yaitu bagi kesan orang lain tentang dirinya.”
Kepribadian
manusia ialah suatu perwujudan keseluruhan segi manusiawinya yang unik,
lahir-batin dan dalam antar hubunganya manusia dengan kehidupan sosial dan
individualnya. Berdasarkan penjelasan Gordon
Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan
sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.
Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan
mengalami perubahan.
Membahas
pendidian manusia seutuhnya sebenarnya adalah menganalisis secar konsepsional
apa dan bagaimana perwujudan manusia seutuhnya itu. Konsepsi tradisional,
seutuhnya ialah kebulatan atau integritas antara aspek jasmaniah dengan
rohaniah antar akal denagn ketrampilan. Manusia seutuhnya sebagai satu konsepsi
modern perlul kita anallisis menurut pandangan berdasarkan sistem nilai
psikologi sosial budaya indonesia. Denagn demikian perlu di uraikan konsepsi
manusia seutuhnya itu secara mendasar, yakni :
1.
Keutuhan potensi subjek manusia sebagai subjek
yang berkembang
2.
Keutuhan wawasan manusia sebagai subjek sadar
nilai
Analisisnya adalah :
1. Konsepsi
keutuhan potensi subjek manusia sebagai subjek yang berkembang
Kepribadian
manusia lahir batin ialah satu kebulatan yang utuh antara potensi-potensi
hereditas dengan faktor lingkungan. Potensi-potensi subjek manusia secara
universal mencakup tujuh potensi:
a. Potensi
jasmaniah : fisik, badan yang sehat
b. Potensi
pikir : akal, rasio, inteligensi, intelek
c. Potensi
rasa : perasaan, emosi
d. Potensi
karsa : kehendak, kemauan, keinginan, hasrat, nafsu
e. Potensi
cipta ; day cipta, kreatifitas, fantasi, imajinasi
f.
Potensi karya : kerja, kemampuan menghasilkan
g. Potensi
budi nurani ; keasadaran budi, hati nurani kata hati
Ketujuh potensi ini merupakan
potensi dan watak bawaan yang potensial, artinya dalam proses berkembang dan
tidak serta menentukan kualitas pribadi seseorang. Inilah yang dikenal dengan
istilah self-realization yang artinya
mandiri atau realisasi kedirian.
2. Konsepsi
kutuhan wawancara manusia yang sadar nilai
Manusia
besikap, berpikir, bertindak, dan bertingkah laku di pengarhi oleh wawasan dan
otientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Wawasan
yang di maksud mencakup :
a.
Wawasan dunia akhirat : percaya bahwa hidup di
dunia itu ada kematian dan menglami kehidupan di akhirat,
b.
Wawasan individual dan sosial : ego berhadapan
dengan relitas sosial untuk dapat hidup harmonis
c.
Wawasan masa lampua dan masa depan ; masa lampau
yang penuh dengan penderitaan, penjajahan memberikan kesadaran dan motivasi
untuk berjuang serta setia pada negara.
d.
Keempat wawasan tersebut memberikan aspirasi dan
motivasi bagi sikap dan tindakan seseorang menurut kadar kesadaran wawasan
masing-masing. Seseorang berbuat
terhadap sesuatu hal di dasarkan atas pertimbanagn-pertimbangan yang bersumber
pada ruang lingkup wawasan tersebut dan kita taklukan demi martabat kita di
hadpan kehidupan bersam itu demi kebenara dan keadilan.
2. Dasar, Tujuan, dan Implikasinya
a.
Dasar-dasar
Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan
atas berbagai landasan yang meliputi:
1.
Dasar-dasar filosofis
Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integral
segi-segi (potensi-potensi): (esensial):
·
Manusia sebagai makhluk pribadi
(individualbeing)
·
Manusia sebagai makhluk social (sosialbeing)
·
Menusia sebagai makhluk susila (moralbeing)
Ketiga esensial ini merupakan
potensi-potensi dan kesadaran yang integral yang dimiliki leh setiap manusia
serta menentukan martabat dan kepribadian seseorang. Yang artinya bahwa
individu itu merealisaikan potensi-potensi tersebut secara optima dan
berkeseimbangan itulah wujud kejadiannya.
2.
Dasar-Dasar Psikofisis
Merupakan dasar-dasar kejiwaan
dan kejasmanian manusia. Realitas psikofisis manusia menunjukkan bahwa pribadi
manusia merupakan kesatuan antara :
·
potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik dari
segi pikis, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani.
·
Potensi-potensi dan kesadran jasmaniah yang
sehat degan panca indra yang normal secara fisiologis bekerjasam dengan sistem
saraf dan kejiwaan,
·
Potensi-potensi psikofisis berada di dalam suatu
Lingkungan hidupnya baik alamiah maupun sosial budaya
3.
Dasar-Dasar Sosio-Budaya
Meskipun manusia adalah makhluk
ciptaan tuhan namun manusia terbina pula oleh tata nilai sosio-budaya sendiri. Inilah
segi-segi buhaya bangsa dan sosio psikologis manusia yang wajar diperhatikan
oleh pendidikan. Dasar-dasar segi sosio budaya bangsa mencakup:
·
Tata nilai warisan budaya bangsi seperti nilai
keutuhan, musyawarah, gotong royong dan tenggang rasa yang dijadikan sebagai
filsafat hidup rakyat.
·
Nilai-nilai filsafat Negara yakni pancasila
·
Nilai-nilai budaya nasional, adapt istiadat dan
lain-lain
·
Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan
kenegaraan baik bersifat formal maupun nonformal
b. Tujuan
Tujuan pendidikan menusia
seutuhnya dan seumur hidup ialah :
1. Tujuan
untuk pendidikan menusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh
aspek pembawaannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat
proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis,
maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup. Adapun
aspek pembawaan (potensi manusia) : Potensi jasmani (fisiologis dan pancaindra),
Potensi rohaniah (psikologis dan budi nurani)
Dengan
keseimbangan yang wajar hidup jasmani dan rokhani kita itu, berarti kita
mengembangkan keduanya secara utuh sesuai dengan kodrat kebutuhannya, akan
dapat terwujud manusia seutuhnya.
c. Implikasi
Sebagai satu kebijakan yang
mendasar dalm memanngdang hakikat pendidikan manusia dapat kita jelaaskan segi
implikasinya sebagai berikut :
1. Pengrtian
implikasi
Ialah akibat
langsung atau konsekwensi dari suatu keputusan.
2. Segi-segi
implikasi dari konsepsi pendidikan menusia seutuhnya dan seumur hidup:
a. manusia
seutuhnya sebagai subyek didik atau sasaran didik,
b. proses
berlangsungnya pendidikan; yakni waktunya seumur hidup manusia.
3. Materi
didikanya
Dengan mengingat
potensi-potensi manusia seutuhnya itu (meliputi tujuh potensi), maka dapatlah
dikembangkan wujud manusia seutuhnya itu dengan membina dan mengembangkan sikap
hidup:
·
potensi jasmani dan pancaindra, dengan
mengembangkan sikap hidup: sehat, memelihara gizi makanan, olah raga yang
teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih
·
potensi pikir (rasional), dengan mengembangkan
kecerdasan, suka membaca, belajar ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat,
mengembangkan daya pikir yang kritis dan obyektif
·
potensi perasaan, dengan mengembangkan perasaan
etika dengan menghayati tata nilai Ketuhanan/keagamaan, kemanusiaan, sosial
budaya, filsafat, dan perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian
dengan berbagai seginya, sastra dan budaya
·
potensi karsa atau kemauan yang keras dengan mengembangkan
sikap rajin belajar/bekerja, ulet, tabah menghadapi segala tantangan, berjiwa
perintis (kepeloporan), suka berprakarsa, termasuk hemat dan hidup sederhana
·
potensi cipta dengan mengembangkan daya kreasi
dan imajinasi baik dari segi konsepsi-konsepsi pengetahuan maupun seni-budaya
(sastra, puisi, lukisan, desain, model)
·
potensi karya, konsepsi dan imajinasi tidak
cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya diharapkan dilaksanakan secara
operasional. Inilah tindakan, amal, atau yang nyata. Misalnya gagasan yang baik
tidak cukup dilontarkan, kita berkewajiban merintis penerapannya,
·
potensi budi nurani, kesadaran Ketuhanan dan
keagamaan, yakni kesadaran moral yang meningkatkan harkat dan martabat manusia
menjadi manusia yang berbudi luhur, atau insan kamil, ataupun manusia yang
takwa menurut konsepsi agama masing-masing.
Dengan
mengembangkan ketujuh potensi itu dengan sikap yang positif dan mendasar akan
mencapai kesinambungan.
3. Eksistensi
Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidkan
sepanjang hayat dalam prakteknya sudah di laksanakan oleh manusia sejak manusia
ada di dunia ini. Namun secara konsepsional merupakan suatu konsep baru dlam
pendidikan. Dalam konsepnya, pendidikan itu tidak terbatas oleh ruang dan
waktu. Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalm
keluarga, suku bangsa melalui agama, mesjid, gerja, sekolah formal, organisasi
kerja, organisasi pemuda dan masyarakat pada umumnya membaca buku, mendengarkan
radio, memperhatikan televisi dan sabagainya.
Menurut humel
pada waktu itu kehidupan seseorang di bagi menjadi tiga periode yang terpisah
satu sama lain, yaitu ;
a.
sekolah dan belajar
b.
kehidupan yang aktif
c.
usia lanjut
di sekolah nasib seseorang di
tentukan yang di tuangkan dalam angka-angka yang di tulis pada secarik kertas.
Keadaan ini membuat dorongan besar untuk menuju pembaharuan suatu sistem
pendidikan. Dan munculah suatu konsep pendidkan sepanjang hayat.
a. Latar Belakang Historis
Pada tahun
1919, komite pendidikan orang dewasa, kementrian kerajaan inggris, dalam suatu
laporannya menggambarkan pendidikan orang dewasa merupakan suatu kebutuhan
nasional yang tetap dan merupakan suatu aspek yang tidak dapat di pisahkan
dengan peradaban manusia.
Dalam bulan
Desember 1965, komite internasional UNESCO mempertimbangkan sebuah laporan yang
di kemukakan oleh Paul Lengrand mengenai konsep berkelanjutan dalam pendidikan
dan menganjurkan agar UNESCO membenarkan asas-asas “ Pendidikan Sepanjang Hayat
.“
Dalam tahun
1965 salah satu dewan CCC mendiskusikan pendidikan sepanjang hayat dan menganjurkan
bahwa masalah tersebut mesti dijadikan topik pembicaraan dalm setipa diskusi.
Dalm tahun 1967 CCC memutuskan bahwa pendidikan sepanjang hayat mesti di
pertimbangkan sebagai suatu ‘ guide line “ dalam seluruh pelaksaan pendidikan.
Dalam tahun
1968 suatu konferensi yang di selenggarakan UNESCO membatasi 12 tujuan yang
menjadi sasaran pendidikan secara internasional ( laporannya di terbitkan tahun
1970, sebagai persembahan kepada tahun pendidikan internasional ), di antaranya
ialah “pendidikan sepanjang hayat”.
Pad tahun 1971
CCC menutup tahap pengkonsepan pendidikan sepanjang hayat dan pada tahun 1972
asas-asas pendidikan sepanjang hayat di kukuhkan dalam bentuk laporan komisi
internasioanal dalam bidang pengembangan pendidikan yang di ketahui oleh Hdgar
Faure dan di beri judul “Learning to be : yhe word of education today and
tomorrow”.
b. Makna dari Konsep
Pendidikan
sepanjang hayat merupakan suatu sistem pendidikan yang cocok bagi orang-orang
yang hidup dalam dunia transformasi dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi yaitu masyarakat modern.
Pendidikan
sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang di lontarkan
terhadap sekolah. Sistem sekolah tradisional menglami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang sangat cepat dalm abad terakhir
ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang semakin
meningkat. Pendidikan di sekolah yang hanya terbatas kepada tingkat pendidikan
dari kanak-kanak sampai dewasa tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
di butuhkan dunia yang berkembang.
Menurut konsep
“ pendidikan sepanjang hayat”, kegiatan-kegiatan pendidikan di anggap sabagi
suatu keseluruhan , seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem terpadu.
Apabila sebagian besar masyarakat suatu bangsa masih banyak buta huruf, maka
pembrantasan buta huruf di kalangan orang dewasa memegang peranan penting dalm
sistem pendidikan sepanjang hayat.
4. Konsekuensi Pendidikan
a. Cara belajar
Dalam belajar membutuhkan suatu
standar pendidikan yang fleksibel, lebih dinamis, dan lebih terbuka terhadap
dunia dan lingkungan sekitar. Guru harus mampu membangkitkan motivasi, kemauan
yanng kuat serta keingintahuan dalam diri siswa. Para siswa mesti dipersiapkan
untuk belajar sendiri dan berlatih sendiri serta harus mampu membimbing dirinya
sendiri. Guru bukan hanya pengajar, melainkan harus biasa jadi pendorong. Siswa
juga tidak harus di bebani tugas menghafal, melainkan ia harus mampu
menggunakanseluruh media informasi, mulai dari perpustakaan, radio, televisi
dan pemanfaatan komputer.
b. Model pendidikan
Hummel mengatakan ada empat model
pendidikan menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, yaitu :
1. Pre-school education
Pre-school education merupakan metode
yang menentukan didalam sistem pendidikan sepanjang hayat dan merupakan tempat
paling efektif dalm pembentukan kepribadian anak yang demokratis. Yang
dikembangkan pada periode ini adalah kebebesan psikologis, sosialisasi anak,
pergaulan dengan anak sebayaserat kegiatan-kegiatan kelompok.
2. Basic school education
Basic school education merupakan syarat minimum dari pengetahuan,
sikap, nilai da pengalamanyang harus dimiliki individu . pendidikan umum harus
mendorong individu untuk menembangkan potensinya, kreatifitasnya yang
bermanfaat bagi bangsa maupun dirinya sendiri.
Pendidikan dasar harus mendorong para
pemuda agar :
a.
Berpartisipasi
secara efektif dalam kegiatan Kehidupan ekonomi negaranya;
b.
Menyumbangkan
pikirannya demi kesatuan bangsa, dalm kegiatan polotik, sosial, budaya sabagai
suatu pengbdian terhadap mayarakat
c.
Untuk
mengembangkan kepribadianya
Kebutuhan belajar yang esensial dan minimum, meliputi enam
unsur, yaitu :
1.
Sikap
positif terhadap kerjasam dan tolong menolong dalam keluarga dan sesama manusia
2.
Menguasai
huruf dan angka secar fungsional
3.
Memiliki
pandangan yang ilmiah serta mengerti proses alam di sekelilingnya
4.
Pengetahuan
fungsional dan ketrampilan keluarga
5.
Pengetahuan
fungsional serta ketrampilan untuk mencari nafkah
6.
Pengetahuan
fungsional serta ketrampilan agar mapu berpartisipasi dalm masyarakat.
3. Vocational education
Pada vocational education ini (
pendidikan yang mempersiapkan pekerjaan),program pendidikan harus memberikan
pengetahuan kecerdasan prkatis dan mengembangkan sikap serta pengetahuan yang
akan menolong individu mangingatkan kembali pengajaran yanng telah lalu.
4. Adult education
Pendidikan orang dewasa perlu di
kembangkan secara maksimum dan berisikan program yang me”refresing’ (penygaran
kembali yang diperolah pada masa lampau ) dan remedial training. Ciri khasnya
adalh tidak mengenal putus dan istirahat,tetapi terus menerus dan terpadu,
terutama antara tingkat sekolah denan tingkat setelah sekolah, begitu juga
antara sekolah dengan pendidikan orang dewasa.
5. Pembaruan Sistem Persekolahan
a. Sasaran
Pendekatan yang di lakukan Dave
memusatkan kepada hal bagaimana memulai suatu proses pendidikan sepanjang hayat
dalam kehidupan seseorang. Sementara B.Schwartz tertarik akan dimensi
“pendemokrasian pendidikan” yang dapat di perolah melalui pendidikan sepanjang
hayat. Ada empat sasaran yang sehubungan dengan pendidikan sepanjang hayat :
a)
Sasaran
pertama yang di kemukakan oleh Dave ialah kesadaran akan kebutuhan pendidikan
sepanjang hayat. Menurut Schwartz sasaranya ialah sikap yang aktif terhadap
pendidikan yang di arahkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
b)
Sasaran
kedua yang dikemukakan poleh Dave ialah peningkatan faktor “educability” yaitu
pengembangkan mekanisme belajar , dari pada penegtahuan khusus dalam berbagai
lapangan. Sedangkan Schwartz menekankan pentingnya siswa pengindividualkan
tingkat pengetahuan dan pemahaman yang di peroleh.
c)
Sasaran
ketiga yang di kemukakan oleh Dave, dalm rumusan “exposureto broad areas of
learning”. Siswa harus memperolah keluasan dalm pemilihan studinya. Sedangkan
menurut Schwartz menetnag kaum encyclopedisme dari sekolah tradisional dan
mencoba menggantinya dengan mempelajari secxar detail berbagai lapangan yang
sangat terbatas, namun di pelajari secara multidisipliner.
d)
Sasaran
yang keempat baik Dave maupun Schwartz menghubungkan pengalaman luar sekolah
atau dengan kata lain mengintegrasikan situasi pendididkan yang berbeda.
Tambahan bagi Schwartz persamaan dalam kesempatan merupakan sasaran utama.
b. Isi program
Silabus mesti fleksibel dan memuat
dasar yang luas untuk belajar berikutnya. Di sekolah dasar anak mesti mampu
memperoleh bekal pengetahuan yang umum. Mata pelajaran yang mesti di tanamkan
ialah mata pelajaran yang instrumental dan bahasa. Pengajaran mesti mulai dari
pengetahuan yanh khusus menuju ke arah aspek-aspek displin yang struktural.
c. Metode dan alat
Yang pertama perlu di kembangkan
ialah kerja bebas. Siswa mesti berdiri sendiri secara otonom dan percaya akan
kemampuanya dalam belajar sendiri. Selanjutnya mesti dikembangkan untuk belajar
yang di sebut “ reciprocal learning”(cara belajar saling memberi, tukar menukar
pengalaman dan pengetahuan). Penggunaan teknologi dalam pendidikan merupakan
suatu keharusan supaya pendidikan berjalan secara efektif dan efisien.
d. Proses Evaluasi
Tujuan evaluasi tidak lagi di tujukan sebagai proses
pemilihan yang bisa mengakibatkan pengulangan kelas dan kegagalan, melainkan
ubtuk membimbing dan menolong anak didik ke arah ke majuan.
e. Struktur
Sekolah berdasarkan konsep pendidikan
sepanjang hayat, tidak boleh merupakan suatu lembaga yang terisolasi yang
terpisah dari lingkungan dan masyarakat. Secara vertikal, sekolah harus
merupakan suatu kesatuan dengan tingkat-tingkat yang lainnnya, baik di bawah
maupun di atasnya. Sedangkan secara horisontal dapat di lakukan dengan
mendorong mobilitas di antara tingkat-tingkat pendidikan antara situasi dalam
pendidikan waktu kerja dan waktu senggang dan dengan mengintegrasikan
pendidikan denagn kehidupan pekerjaan.
6. Pendidikan Recurrent
Recurrent education merupakan sistem
yang terutama akan menyangkut orang-orang dewasa dan mendapat tempat yang layak
dalm konsep pendidikan sepanjang hayat. Recurrent education adalah untuk
memperkenalkan suatu sistem “sandwich” dengan sistem tersebut setiap individu
akan memiliki kesempatan untuk melanjutkan kembali belajar dengan sistem ini
yang akan mengubah waktu kerja atau waktu senggang dengan waktu atau periode
pendidikan seumur hidup ( OCED dan stoikov,olahan, Hummel 1977.)
Ada beberapa alsan yang mendorong
penerimaan terhadap recurrent education, antaranya :
1. Prinsip keadilan-persamaan, dengan
memberikan kesempatan yang kedua atau ketiga kalinya untuk belajar, yang dapt
meberikan sumbangan yang efektif bagi keadilan dan persamaan dalam pendidikan.
2. Sistem ini juga dapat menciptakan
ikatan yang lebih erat antara pendidikan dengan dunia kerja.
a.
Contoh
recurrent education
Di yugoslavia dibeberapa fakultas
negeri di perkenalkan sitem diploma. Program empat tahun di bagi menjadi empat
bagian yang masing-masing mengarahkan kepada pencapaian diploma.
Di RRC mereka telah tamat sekolah
menengah atas harus bekerja terlebih dahulu sekurang-kurangnya selama dua
tahun. Selain itu dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.
b.
Kritik
terhadap recurrent education
Di pandang dari sudut ekonomi,
penangguhan atau perpanjangan 9 lebih dari lima tahun) suatu study bukan
merupakan suatu prosedur yang sehat. Mark Blaug juga meregukan tentang
kemungkinan berkurangnya ketidaksamaan dan ketidakadilan dengan
diselenggarakannya recurrent education itu.
Dalam hal ini akan meningkatkan
sekelompok orang kepada suatu tingkat teratassecara terus menerus yang akhirnya
akan mengarah kepada tingkat sosial dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Akibat yang lebih jauh ialah bahwa suatu kesenjangan sosial maupun pendidikan
akan tetap makin melebar.
Vladimir Stoikov menyimpulkan
studynya tentang recurrent education sebagai berikut :” Jika dimulai dengan
perencanaan dan persiapan yang matang, recurrent education itu hanya akan
menjadikan seluruh sistem pendidikan menjadi lebih susah di atur daripada
sebelumnya.
7. Peranan media komunikasi massa
Di bawah ini kami kemukakan beberapa
contoh, dimana media komunikasi massa memgang peranan yang sangat penting dalam
pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat :
a. Di inggris sejak tahun 1970 di
perkenalkan universitas terbuka. Yang mempunyai ciri khas bahwa para mahasiswa
tidak di haruskan mengurangi perkuliahan pada waktu yang telah ditetapkan,
berhadapan langsung dengan dosen dan berpartisipasi dalam latihan. Perkuliahan
di lakukan melalui radio, televisi, dan surat-surat kerumah mahasiswa.
Tugas-tugas juga dapat di berikan leat pos, yang berisikan catatn komentar
terhadap siaran radio telvisi tersebut.
Universitas
terbuka sudah di ikuti oleh berbagai negara, baik negara yang maju maupun
negara yang berkembang.
Di
indonesia dewasa ini sedang di kembangkan apa yang di sebut SBJJ( sistem
belajar jarak jauh ) yang merupakan pilot departemen P dan K, sasaranya ialah
untuk menanbah pengetahuan kepada para guru-guru yang talah menyelesaikan D1,
diselenggarakan oleh beberapa IKIP, diantarnya IKIP Bandung. Namun SBJJ ini
menggunakan sistem modul dan pada setiap kabupaten di tunjuk paling sedikit
satu tutor yang memberikan nasihat dan bimbingan kepada para mahasiswa peserta
SBJJ tersebut.
b. Dinegara pantai gading (afrika),
televsi sering digunakan di sekolah-sekolah dimana seluruh sitem pendidikan di
trnsformasikan lewat televisi sehingga sekolah harus di lengkapi dengan pesawat
televisi.
c. Radi dan televisi memegang perana
sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan orang dewasa. Radio akan memberi
pelayanan terhadap penduduk di pedesaan dalam meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dasar (kebutuhan dasar yang minimum menurut Coombs) dam memmberikan
dorongan untuk ikut serta secara aktif dalm usaha pembangunan bangsanya.
SUMBER : BUKU PENGANTAR PEDAGOGIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar