siesca mega

Kamis, 29 Desember 2011

kurangya Rasa Bangga Terhadap Budaya Sendiri


Rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi muda Indonesia saat ini. Minat mereka untuk memperlajarinya kurang. Mereka lebih tertarik belajar kebudayaan asing. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya informasi kekayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia. Padahal Indonesia memiliki tujuh warisan budaya, tiga di antaranya warisan budaya dunia. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang menjadi warisan dunia seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran. Walau sudah dikenal luas di dunia, namun masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak paham makna yang terkandung di dalamnya. Banyak hal yang menyebabkan kondisi generasi muda Indonesia menjadi kurang peka terhadap nilai-nilai budaya tradisional. Penyebab utama tentu saja adalah masuknya budaya asing ke dalam sendi-sendi kehidupan masyrakat Indonesia. Budaya asing yang masuk ke indonesia membawa dampak yang cukup besar dalam kehidupan generasi muda Indonesia disaat ini. Dari semua budaya asing yang masuk menyusupi rangka kehidupan tidak semuanya membawa dampak positif bagi generasi muda saat ini, untuk generasi muda harus dapat memilah-milah sendiri mana yang sebaiknya ditinggalkan dan mana yang masih dalam taraf nilai nilai lokal untuk kemudian diaplikasikan dalam kebudayaan lokal. Dalam menyikapi kebudayaan yang masuk, sudah barang tentu generasi muda harus berupaya menanggulanginya agar jati diri sebagai generasi muda penerus bangsa tidak rusak.

Pesatnya teknologi internet yang berkembang sekarang juga membuat orang-orang terutama generasi muda hampir melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Entah apa yang membuat generasi sekarang menjadi seperti ini. Saya juga tidak sepenuhnya menyalahkan teknologi yang berkembang sekarang karena di sisi lain juga teknologi membantu kita dalam berbagai hal terutama dalam hal mendapatkan informasi. Akan tetapi di sisi lain teknologi juga membuat generasi sekarang melupakan budaya bangsa sendiri dan lebih cenderung menyukai budaya dari bangsa asing yang sekarang lagi menjadi tren. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Tingkat autisme semakin meningkat dikarenakan perkembangan dari fitur-fitur handphone. Fenomena merebaknya jejaring pertemansn menjadi sebuah wacana tersendiri. Sedikit banyak generasi muda menjadi salah satu manuskrip manusia negara asing. Mereka seolah mengadopsi sepenuhnya prosedur penggunaan jejaring sosial yang diajarkan oleh pihak asing. Generasi muda Indonesia menjadi salah satu copy-cat generasi muda-"bebas"-negara asing.

Generasi sekarang lebih bangga dengan budaya asing jika di bandingkan dengan budayanya sendiri.  Misalnya saja kejadian yang lagi tren sekarang itu seperti  kebudayaan dari korea yang sedang buming di indonesia. Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang berdandan layaknya selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim, bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal jika ditilik kedalam akar budaya masyarakat Indonesia cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan. Tak ketinggalan pula gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan jati diri kepribadian bangsa.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, nantinya akan jadi seperti apa generasi muda Indonesia ini. Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Politik sudah bukan satu-satunya alat perpecahan organisasi, generasi tua juga bukan satu satunya yang terpecah belah akibat organisasi. Nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Tentu sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dimasa mendatang jika generasi muda yang nantinya akan mengisi kehidupan bermsyarakat nasional kehilangan rasa bangga memiliki jiwa Indonesia.Seharusnya mereka lebih bangga dengan budaya yang ada di indonesia. Kita boleh saja mengikuti tren dan perkembangan jaman akan tetapi semua itu ada batasan- batasanya.  Jangan sampai kita melupakan budaya kita sendiri bangsa indonesia yang ramah, sopan, anggun dalam berpakaian. Semua akan tersa indah di pandang jika kita bisa bangga terhadap budaya kita sendiri.